Configuring OSPF + RIP + EIGRP

 Pada kesempatan kali ini saya diminta untuk menyelesaikan suatu scenario sebagai berikut:

- jumlah router 8, masing2 router konek ke 1 pc

- topology dan routing lihat gambar

- objective semua pc bisa saling ping

- silahkan design ip address yg proper dengan network tsb.


Berikut Topologinya:

Untuk menyelesaikan persoalan tersebut, saya susun topologinya pada Packet Tracer seperti pada gambar di bawah.

Untuk Design IP Address antar Router saya gunakan IP 172.16.10.x/29 karena yang dibutuhkan masing-masing hanya 2 host per subnet. 

Lalu untuk Ethernet LAN saya gunakan IP network 192.168.x.x/24 yang memuat 255 host per subnet. Agar kedepannya bila ada penambahan device pada LAN tersebut, IP-nya masih tersedia.


Network Address

Usable Host Range

Start

End

172.16.10.0

172.16.10.1

172.16.10.6

172.16.10.8

172.16.10.9

172.16.10.14

172.16.10.16

172.16.10.17

172.16.10.22

172.16.10.24

172.16.10.25

172.16.10.30

172.16.10.32

172.16.10.33

172.16.10.38

172.16.10.40

172.16.10.41

172.16.10.46

172.16.10.48

172.16.10.49

172.16.10.54

172.16.10.56

172.16.10.57

172.16.10.62

172.16.10.64

172.16.10.65

172.16.10.70


Network Address

Usable Host Range

Start

End

192.168.1.0

192.168.1.1

192.168.1.254

192.168.2.0

192.168.2.1

192.168.2.254

192.168.3.0

192.168.3.1

192.168.3.254

192.168.4.0

192.168.4.1

192.168.4.254

192.168.5.0

192.168.5.1

192.168.5.254

192.168.6.0

192.168.6.1

192.168.6.254




Untuk PC semua hostnya menggunakan IP address 192.168.x.10/24.

Untuk Gateway Router untuk interface yang terhubung ke LAN menggunakan IP address 192.168.x.1

Selanjutnya konfigurasinya diawali untuk Router yang menggunakan protocol OSPF Area 0.

Berikut konfigurasinya untuk masing-masing router:

R1#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 1.1.1.1

 log-adjacency-changes

 network 172.16.10.8 0.0.0.7 area 0

 network 172.16.10.0 0.0.0.7 area 0

 network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0


R2#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 2.2.2.2

 log-adjacency-changes

 network 172.16.10.0 0.0.0.7 area 0

 network 172.16.10.32 0.0.0.7 area 0

 network 172.16.10.16 0.0.0.7 area 0

 network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0


R3#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 3.3.3.3

 log-adjacency-changes

 network 172.16.10.24 0.0.0.7 area 0

 network 172.16.10.8 0.0.0.7 area 0


R4#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 4.4.4.4

 log-adjacency-changes

 network 172.16.10.24 0.0.0.7 area 0

 network 172.16.10.16 0.0.0.7 area 0


R6#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 6.6.6.6

 log-adjacency-changes

 network 172.16.10.32 0.0.0.7 area 0



Router R1, R2, R3, R4, R6, yang interfacenya berada di OSPF 100 Area 0, seluruhnya dikonfigurasi dengan network sesuai subnetnya masing-masing di setiap interfacenya.

Terdapat router-id pada masing-masing router untuk protocol OSPF. Router ID ini berfungsi untuk memberi nilai bagi router agar saling mengenali setiap router yang berada di sekitar area tersebut khususnya tetangga. Agar nanti bisa saling memberi informasi tentang protocol OSPF ke setiap router. Router yang menggunakan protocol ini saling mengiklankan informasi OSPF satu sama lain yang diinisiasi oleh router yang memiliki router-id paling kecil. Pada network ini yang paling kecil router-id nya adalah R1 dengan router-id 1.1.1.1. 

Apabila router OSPF tidak kita konfigurasi router-id-nya maka secara default OSPF mengambil IP Address yang digunakan pada interface di router tersebut yang nilainya paling kecil. Misalnya Interface router tersebut ada 2 yang aktif dengan IP Address 192.168.1.1 dan 172.16.1.1. Maka yang akan dijadikan router-id nya adalah 172.16.1.1.

Untuk memastikan seluruh Router yang berada di area tersebut terhubung maka dilakukan test ping dari PC5, ke setiap router dan PC yang berada di area tersebut.

PC5 > R1

 


PC5 > R3

 


PC5 > R4

 


PC5 > R2

 


PC5 > R6

 


PC5 > PC2


Selanjutnya yang perlu dilakukan adalah konfigurasi OSPF 100 Area 1 pada network ini yaitu Router R4 dan R5.

R4#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 4.4.4.4

 log-adjacency-changes

 network 172.16.10.40 0.0.0.7 area 1

 network 172.16.10.24 0.0.0.7 area 0

 network 172.16.10.16 0.0.0.7 area 0


Tidak ada perbedaan yang mencolok untuk konfigurasi OSPF yang berbeda area. Perbedaannya hanya pada penulisan areanya saja. Khususnya karena subnet 172.16.10.40 berada di area 1, maka konfigurasinya tertulis area 1.


R5#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 5.5.5.5

 log-adjacency-changes

 network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 1

 network 172.16.10.40 0.0.0.7 area 1


OSPF Area 1 dan Area 0 secara teori dapat saling terhubung dengan saling ping satu sama lain. Maka dari itu dibuktikan dengan PC1 test ping ke PC2 dan PC5.

PC1 > PC2

 


PC1 > PC5


Selanjutnya adalah konfigurasi Router yang berada pada wilayah protocol RIP yaitu R6 dan R7.


R7#sh run | sec rip

router rip

 version 2

 network 172.16.0.0

 network 192.168.3.0

 no auto-summary


R6#sh run | sec rip 

router rip

 version 2 

 network 172.16.0.0

 no auto-summary


RIP disini menggunakan IP subnet 172.16.10.48 dan 192.168.3.0. Maka dituliskan pada konfigurasi dengan command network 172.16.10.48 dan 192.168.3.0. 

Namun terdapat perubahan ketika setelah konfigurasi network tersebut dengan yang ada pada output di command show run | sec rip. Dimana pada network 172.16.10.48 berubah menjadi 172.16.0.0. 

Penyebabnya adalah RIP membaca IP network berdasarkan kelas IP addressnya. Secara teori, IP dengan awalan 172.0.0.0 termasuk pada kelas B dengan prefix /16. Hasilnya adalah 2 oktet terakhir dari IP tersebut akan diubah yaitu pada contoh kali ini dari IP 172.16.10.48 menjadi 172.16.0.0.

RIP terdapat 2 versi, yaitu versi 1 dan versi 2. Disini saya menggunakan versi 2 agar mendukung IP classless.

no auto-summary digunakan agar menghindari IP network yang sudah dikonfigurasi menjadi IP classless. Karena dikhawatirkan akan menyebabkan keambiguan dalam proses routing.

Selanjutnya, untuk membuktikan protocol RIP berfungsi maka dilakukan test ping di PC1 ke R7 dan R6. Serta, R6 ke R7 dan PC1.

PC0 > R7


PC0 > R6


R6 > R7 dan PC0


Selanjutnya yang harus dilakukan adalah menghubungkan routing protocol OSPF 100 Area 0 dan RIP. Caranya adalah menginput command redistribute pada router R6 yang menjadi penghubung di kedua routing protocol tersebut. Berikut konfigurasinya:


R6#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 6.6.6.6

 log-adjacency-changes

 redistribute rip metric 1 subnets 

 network 172.16.10.32 0.0.0.7 area 0

 redistribute ospf 100 metric 1 

R6#sh run | sec rip 

router rip

 version 2

 redistribute ospf 100 metric 1 

 network 172.16.0.0

 no auto-summary


command redistribute digunakan pada kedua protocol agar dapat saling bertukar informasi masing-masing proses routingnya. 

Pada subcommand router ospf 100 ditambahkan command redistribute rip metric 1 subnets yang artinya:

Redistribute : Redistribute information from another routing protocol

RIP : Routing Information Protocol (RIP)

Metric 1 : Metric for redistributed routes, OSPF default metric

Subnets : Consider subnets for redistribution into OSPF

Kemudian pada subcommand router rip ditambahkan command redistribute ospf 100 metric 1 yang artinya:

Redistribute : Redistribute information from another routing protocol

OSPF 100 : Open Shortest Path First (OSPF) 100

Metric 1 : Metric for redistributed routes, OSPF default metric

Untuk membuktikan kedua protocol tersebut dapat saling terhubung maka akan dilakukan test ping di PC0 ke R2, PC2 dan PC5. Serta PC5 ke PC0.

PC0 > R2

PC0 > PC2

PC0 > PC5

PC5 > PC0

Selanjutnya adalah mengkonfigurasi Router yang berada di wilayah EIGRP 10 yaitu R3 dan R8. 

Berikut konfigurasinya:

R8#sh run | sec eigrp

router eigrp 10

 network 172.16.10.56 0.0.0.7

 network 192.168.6.0

 no auto-summary


R3#sh run | sec eigrp

router eigrp 10 

 network 192.168.5.0

 network 172.16.10.56 0.0.0.7

 no auto-summary


Pada subcommand eigrp 10 terdapat no auto-summary, untuk menghindari ambigu pada proses routing.

Kemudian untuk subcommand network 192.168.6.0 dan network 192.168.5.0 tidak terdapat wildcard mask. Hal ini terjadi dikarenakan eigrp sudah mengetahui bahwa 192.168.0.0 termasuk pada kelas C, dimana kelas tersebut menggunakan prefix /24 dan design IP tersebut tidak ada VLSM. Berbeda dengan network 172.16.10.56 yang terdapat wildcard mask 0.0.0.7 yang memiliki VLSM di dalamnya.

Untuk memeriksa apakah EIGRP 10 sudah dapat melakukan proses routingnya, kita lakukan test ping dari PC3 ke R8, R3 dan PC4. Lalu PC4 ke PC3.

PC3 > R8

PC3 > R3

PC3 > PC4

PC4 > PC3

Kemudian selanjutnya hal yang harus dilakukan adalah menghubungkan EIGRP 10 dengan OSPF 100 area 0. Sama seperti sebelumnya yaitu dengan menggunakan command redistribute. Berikut konfigurasinya:

R3#sh run | sec ospf

router ospf 100

 router-id 3.3.3.3

 log-adjacency-changes

 redistribute eigrp 10 metric 1 subnets 

 network 172.16.10.24 0.0.0.7 area 0

 network 172.16.10.8 0.0.0.7 area 0

R3#sh run | sec eigrp

router eigrp 10

 redistribute ospf 100 metric 1 0 255 255 1 

 network 192.168.5.0

 network 172.16.10.56 0.0.0.7

 no auto-summary


Sama seperti sebelumnya pada subcommand router ospf 100 ditambahkan command redistribute eigrp 10 metric subnets

Lalu, pada subcommand router eigrp 10 ditambahkan command redistribute ospf 100 metric 1 0 255 255 1 yang artinya:

Redistribute : Redistribute information from another routing protocol

OSPF 100 : Open Shortest Path First (OSPF) 100

Metric 1         : Metric for redistributed routes, OSPF default metric
0         : EIGRP delay metric, in 10 microsecond units
255         : EIGRP reliability metric where 255 is 100% reliable
255         : EIGRP Effective bandwidth metric (Loading) where 255 is 100% loaded
1         : EIGRP MTU of the path

Untuk membuktikan EIGRP 10 dan OSPF 100 Area 0 saling terhubung, akan dilakukan test ping dari PC3 ke R1, PC5, PC2. Lalu PC4 ke PC5 dan PC2. Lalu PC5 ke PC2 dan PC3.

PC3 > R1

PC3 > PC5

PC3 > PC2

PC4 > PC5


PC4 > PC2

PC5 > PC2

PC5 > PC3

Langkah selanjutnya adalah memeriksa IP routing dari masing-masing area untuk memastikan jalur routing ke setiap subnet sudah benar. Dimulai dari salah satu router OSPF 100 Area 0 yaitu R1.

C (Connected): Artinya subnet tersebut terhubung secara langsung pada Router R1 yaitu 172.16.10.0 (R3) melalui interface Gi2/0, dan 172.16.10.8 (R2) melalui interface Gi3/0.

O (OSPF): Artinya subnet tersebut terhubung menggunakan protocol OSPF, salah satunya 172.16.10.16 (R4) melalui interface Gi2/0.

O IA (OSPF Inter-Area): Artinya subnet tersebut terhubung menggunakan protocol OSPF namun terletak pada Area yang berbeda dengan R1 salah satunya yaitu 172.16.10.40 (R5) melalui Gi2/0 dan Gi3/0. Perhatikan bahwa untuk mencapai subnet ini R1 melalui 2 interface sekaligus yang nantinya frame yang akan dibagi 2, setengahnya melalui Gi2/0 dan setengahnya lagi melalui Gi3/0.

O E2 (OSPF External Type 2): Artinya subnet tersebut terhubung menggunakan protocol OSPF namun terletak pada protocol yang berbeda yang selain OSPF. Salah satunya yaitu 172.16.10.48 (R7) yang menggunakan protocol RIP melalui interface Gi2/0. Sama juga dengan protocol EIGRP yang melalui OSPF dimana pada network ini adalah 172.16.10.56 (R8) melalui Gi3/0.

Lalu dilanjutkan dengan memeriksa IP routing RIP menggunakan router R7:

Berbeda dengan output dari OSPF, router RIP hanya menunjukan symbol R dan C yang berarti RIP dan Connected. Hal ini dikarenakan router RIP hanya mengandalkan informasi dari router tetangganya saja dalam network ini yaitu R6. Berbeda dengan OSPF yang menunjukan proses routing yang lebih terperinci karena adanya proses Link-state advertisement. Fungsinya untuk mengiklankan informasi dari DR (Designated Router). DR bertugas untuk mengiklankan informasi routing OSPF kemudian router lain menyebarkannya ke sesame router OSPF.

Lalu dilanjutkan dengan memeriksa IP routing OSPF 100 area 0 pada router R5

Dapat dilihat pada output command di atas, dimana semua proses OSPF melalui Inter-Area (OSPF IA). Dikarenakan semua router OSPF selain R5 berada pada Area yang berbeda.

Dapat dilihat pula bahwa sama seperti R1, terdapat OSPF E2 untuk subnet 172.16.10.48 dan 172.16.10.56 yang dikarenakan kedua subnet tersebut berada pada routing protocol RIP dan EIGRP yang didistribusikan oleh OSPF.

Selanjutnya adalah memeriksa IP routing EIGRP pada router R8.

Dapat dilihat bahwa:

D (EIGRP): Artinya subnet tersebut terhubung menggunakan protocol EIGRP yaitu untuk subnet 192.168.5.0/24 (PC4) melalui interface Gi2/0.

D EX (EIGRP External): Sama seperti OSPF, dimana subnet tersebut terhubung menggunakan EIGRP yang terdistribusi menjadi protocol lain. Dimana salah satunya adalah 172.16.10.0 (R2) melalui interface Gi2/0.

Untuk menyelesaikan objektif/goals dari topology network ini, maka yang selanjutnya dilakukan adalah test Ping dari PC0 ke PC1, PC4, dan PC3, kemudian PC1 ke PC4 dan PC3.

PC0 > PC1, PC4, PC3

PC1 > PC4, PC3


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cisco Device Management - Lab Exercise